Rabu, 24 Februari 2016

Tips Budidaya Ikan Koi


Ikan koi merupakan jenis ikan mas atau karper, nama ilmiahnya Cyprinus caprio. Ikan ini dihasilkan dari perkawinan silang dari berbagai macam ikan mas. Ikan koi dipopulerkan oleh bangsa Jepang. Banyak versi yang menerangkan asal-usul ikan koi.
Di Indonesia, ikan koi mulai populer sejak tahun 1960-an. Saat itu Presiden Sukarno diberi hadiah berbagai macam ikan koi oleh pemimpin Cina. Kemudian Presiden memberikan ikan tersebut kepada para pembudidaya ikan di Batu, Jawa Timur, untuk dikembangbiakan. Benih ini menjadi cikal bakal pengembangan koi lokal.
Meskipun kualitas koi lokal masih dipandang sebelah mata, perkembangan usaha budidaya ikan koi terus berkembang. Usaha budidaya ikan koi berkembang baik di daerah Blitar, Jawa Timur. Dari waktu ke waktu, ikan koi lokal ini mengalami peningkatan kualitas. Pangsa pasar semakin terbuka bagi para pembudidaya dengan semakin mahalnya koi impor. Ikan koi lokal menjadi lebih bersaing dari segi harga.








Ikan koi atau ikan merupakan salah satu ikan primadona yang banyak digemari oleh masyarakat di berbagai macam belahan dunia, tak terkecuali Indonesia. Keberadaan ikan koi atau ikan mas memberikan peluang tersendiri untuk para pebisnis dan pembudidaya ikan hias.





Selain karena harganya yang mahal, ikan yang satu ini tergolong mudah untuk dibudidayakan. Permintaan pasar akan ikan yang eksotis ini juga sangat tinggi. Bukan hanya untuk hiasan saja, namun sebagian orang yang hobi dan menggandrungi ikan mas rela merogoh kocek dalam-dalam untuk memiliki ikan koi yang memiliki jenis tertentu.

Tak heran banyak orang yang tergiur dan ingin coba memelihara dan membudidaya ikan koi. Sayangnya tak semua orang bisa dan mampu memelihara ikan koi dengan baik. Salah-salah malah ikan yang niat awalnya dibudidayakan malah mati.

Oleh sebab itu, ada beberapa hal yang perlu dan harus diperhatikan jika ingin mencoba memeilihara dan membudidayakan ikan koi. Berikut ulasannya.

1.Memilih Indukan Ikan Koi

Memilih indukan memegang peranan penting dalam budidaya ikan koi. Indukan yang bagus secara genetis akan menghasilkan keturunan yang bagus, begitu kira-kira hukum umumnya. Indukan berkualitas biasanya dimiliki oleh penangkar atau para pehobi. Bila kesulitan menemukan indukan yang baik, bisa dengan jalam meminjamnya dari para pehobi.
Pehobi biasanya mengoleksi ikan koi yang berkualitas, baik untuk dipelihara sendiri maupun untuk kontes. Namun para pehobi ini rata-rata tidak memiliki keterampilan atau waktu untuk mengawinkan ikannya. Padahal, untuk menjaga agar ikan tetap bugar salah satunya harus dikawinkan jika telah tiba waktunya.
Di sini pembudidaya bisa kerja sama dengan pemilik ikan. Dimana pemilik diuntungkan karena ikannya bisa dikawinkan dan pembudidaya bisa mendapatkan keturunan berkualitas. Sebagai imbalannya, biasanya si pemilik dipersilakan memilih satu atau dua ekor ikan hasil perkawinan.
Selain keturunan atau sifat genetis, calon indukan ikan koi harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:


  1. Umur ikan sudah cukup matang, lebih dari 2 tahun
  2. Memiliki jenis yang sama atau mendekati, misalnya kohaku dengan kohaku
  3. Bentuk tubuh ideal, dari atas tampak seperti torpedo
  4. Gaya berengang tenang dan seimbang
  5. Warna cemerlang dan kontras
  6. Sehat, gerakannya gesit tidak banyak diam di dasar kolam.
  7. Indukan jantan dan betina telah matang gonad


2.Pemeliharaan Indukan Ikan Koi

Sebaiknya calon indukan ikan koi dipelihara dalam kolam khusus. Kedalaman kolam setidaknya 150 cm, lebih dalam lebih baik. Kepadatan kolam juga harus diperhatikan, kolam berukuran 4×5 meter maksimal diisi 20 ekor indukan betina atau 40 ekor indukan jantan. Hal ini karena indukan betina biasanya lebih besar dari indukan jantan.
Indukan betina dan jantan dipelihara dikolam yang berbeda, manfaatnya agar saat dipijahkan indukan tidak perlu mengalami pemberokan lagi. Secara umum pemeliharaan kolam indukan sama saja dengan pemeliharaan kolam pembesaran.
Pakan yang diberikan berupa pelet berukuran 8 mm, asumsinya ikan koi yang berumur lebih dari 2 tahun sudah berukuran minimal 60 cm. Jumlah pakan yang diberikan sekitar 3-5% dari bobot tubuhnya dalam satu hari. Frekuensi pemberian pakan 2-4 kali.

3.Pemijahan ikan koi

a. Tempat pemijahan

Sebaiknya kolam pemijahan terbuat dari semen dan permukaannya diplester. Hal ini untuk menjaga agar sisik ikan tidak rusak bila terjadi gesekan saat proses pemijahan. Ukuran kolam variatif, biasanya sekitar 3×6 meter dengan kedalaman 60 cm dan ketinggian air 40 cm.
Kolam harus memiliki saluran masuk dan keluar. Pada kedua saluran tersebut harus dipasang saringan halus. Tujuannya agar tidak ada hama penganggu yang masuk ke kolam dan telur atau larva hasil pemijahan tidak hanyut ke luar kolam.
Sebelum di isi air, kolam harus dijemur dan dikeringkan terlebih dahulu. Gunanya untuk memutus siklus bibit penyakit yang mungkin ada dalam kolam. Air yang dipergunakan untuk mengisi kolam hendaknya diendapkan terlebih dahulu selama 24 jam.
Ikan koi senang menempelkan telurnya pada media yang ada dalam kolam. Oleh karena itu, sediakan kakaban yang terbuat dari ijuk atau bisa memanfaatkan tumbuhan air. Untuk memperkaya kadar oksigen pasang aerotor pada kolam pemijahan.

b. Proses pemijahan

Setelah kolam pemijahan siap, masukkan indukan ikan koi betina terlebih dahulu. Pemijahan biasanya berlangsung malam hari, sehingga induk betina bisa dimasukkan pada sore hari. Biarkan indukan betina beradaptasi dengan kondisi kolam agar tidak stres.
Setelah 2 hingga 3 jam, indukan jantan bisa dilepaskan di kolam pemijahan. Jumlah indukan jantan yang dimasukkan 3 hingga 5 ekor. Hal ini untuk menghindari kegagalan dalam pemijahan dan semua telur yang dikeluarkan indukan betina bisa terbuahi. Sebenarnya bisa saja menggunakan hanya satu jantan apabila ukuran si jantan cukup besar. Namun resiko kegagalannya lebih tinggi.
Pemijahan biasanya berlangsung sekitar pukul 11 malam hingga dini hari sebelum matahari terbit. Selama masa itu akan terjadi aksi kejar-kejaran, dimana si betina akan menyemprotkan telurnya pada kakaban. Setelah telur menempel indukan jantan akan menyemprotkan spermanya untuk membuahi telur tersebut.
Setelah proses pemijahan selesai, segera angkat indukan-indukan tersebut dari kolam pemijahan. Apabila induka dibiarkan di kolam dikhawatirkan akan memakan telur-telur tersebut. Biarkan telur-telur yang ada di kolam untuk menetas.

c. Penetasan larva

Telur-telur yang menempel pada kakaban atau tanaman air harus terendam dalam air. Oleh karena itu berikan pemberat pada kakaban. Pada keadaan normal, suhu sekitar 27-30 derajat celcius, telur akan menetas dalam waktu 48 jam. Jika suhu air terlampau dingin penetasan akan lebih lama. Bila terlampau panas telur bisa membusuk.
Setelah telur menetas kakaban atau tanaman air bisa diangkat. Larva yang baru menetas masih menyimpan persedian makanan yang bisa bertahan hingga 3-5 hari. Apabila persediaan makanan sudah habis burayak ikan koi mulai membutuhkan pakan.
Pakan yang bisa diberikan pada burayak umur 5 hari adalah kuning telur yang telah direbus. Kemudian kuning telur tersebut dilumatkan dan dicampur dengan air. Perhatikan pemberian pakan jangan sampai berlebihan dan mengotori air kolam. Bila ada sisa pakan segera dibersihkan.
Beberapa penangkar tidak menganjurkan pemberian pakan kuning telur karena mudah membuat kolam kotor dan menyebabkan kematian massal. Sebenarnya yang paling diinginkan burayak adalah pakan hidup. Oleh karena itu bisa diberikan kutu air (daphnia dan moina) yang telah disaring. Penyaringan kutu dilakukan hingga burayak berukuran 1 cm.
Bila sudah lebih besar bisa diberikan kutu yang tidak disaring atau udang artemia. Cacing sutera bisa diberikan bila ukuran burayak sudah mencapai 1,5 cm. Pemberian pakan tersebut berlangsung hingga burayak berumur 3 minggu. Setelah itu, ikan dipindahkan ke kolam pendederan.

d. Pendederan

Kolam pendederan adalah kolam untuk memelihara ikan koi hingga berumur 3 bulan. Pada umur ini biasanya ukuran ikan koi telah mencapai 15 cm. Ukuran kolam 3×4 dengan kedalaman 40 cm bisa menampung 250-300 ekor anak ikan koi.
Pada fase ini, pelet sudah bisa diberikan sebagai pakan ikan. Berikan pelet berukuran kecil berukuran 250 mikron. Satu ons pelet cukup untuk 1000 ekor ikan koi. Pemeberian pakan dilakukan 2 kali sehari. Untuk membentuk warna berikan sesekali cacing sutera atau udang artemia.
Setelah anak ikan berumur 3 bulan, bisa diberikan pelet kasar sesuai takaran. Berikan pelet hingga ikan kenyang. Bila dalam tempo 5 menit pakan tidak dimakan dan tersisa di kolam berarti ikan sudah kenyang. Pemberian pelet dilakukan 2-3 kali sehari.

4.Penyortiran Ikan Koi

Penyortiran ini berguna untuk menentukan tingkat harga. Ikan koi yang berkualitas tentunya dihargai lebih tinggi. Penyortiran dalam budidaya ikan koi sudah bisa dilakukan sejak ikan berumur 1 bulan. Pada umur tersbeut ikan cukup kuat untuk dipindah-pindahkan. Atau kalau ingin lebih aman, lakukan setelah ikan berumur 3 bulan.
Faktor-faktor penyortiran didasarkan pada ukuran badan, bentuk dan kualitas warna. Ikan koi digolongkan berdasarkan ukurannya, kecil dengan yang kecil dan ukuran besar dengan yang besar.
Sedangkan bentuk badan dipilah dari bentuk yang tidak bagus. Bentuk badan yang bagus harus proporsional. Badannya membulat seperti peluru tidak terlalu panjang. Siripnya simetris dan gerakannya tenang tapi mantap.
Pemilahan juga dilakuan terhadap ikan yang warnanya cerah dan memiliki garis batas yang tegas. Koi yang baik memiliki batas warna yang kontras. Tidak ada gradasi warna pada batas-batasnya. Untuk seleksi lebih lanjut terdapat standar internasional kualitas ikan koi berdasarkan jenisnya.


5. Kolam Ikan Koi
Pemeliharaan ikan koi dapat menggunakan bantuan media mulai dari kolam semen, kolam taman, kolam tanah, sampai dengan kolam terpal. Namun ada beberapa orang yang salah persepsi bahwa memelihara ikan koi bisa di dalam aquarium. Hal tersebut sebenarnya salah, karena ikan koi bisa hidup dengan baik hanya di tempat yang luas.

Mayoritas aquarium hanya memiliki luas yang terbatas. Jadi tidak cocok digunakan untuk memelihara ikan warna warni ini. Ukuran kolam ikan koi yang ideal adalah minimal 1,5 meter x 2 meter, dan dengan kedalaman 80 sampai 50 cm.

Ukuran tersebut terbilang ideal karena jika terlalu dangkal, maka ikan koi akan terkena paparan sinar matahari secara langsung sehingga mengakibatkan warna tubuhnya menjadi pucat. Selain itu usahakan kolam ikan koi memiliki jarak dengan bibir kolam sebesar 25 cm untuk menghindari ikan lompat ke luar kolam.

6. Air
Ikan koi bisa hidup dengan baik jika habitatnya terjaga kebersiahannya. Oleh sebab itu perlu perawatan ekstra untuk menjaga kebersihan dari air tempat hidup ikan koi. Penggunaan filter berlapis diperlukan untuk menjaga kebersihan dan kejernihan air.
Selain itu juga harus diperhatikan tingkat keasaman air. Untuk pemeliharaan koi yang baik adalah 6,5 sampai dengan 8,5. Sirkulasi air di dalam kolam koi juga harus terjaga. Karena itulah harus disediakan pompa yang dapat mengalirkan air sebanyak 25 liter per menit.
Namun jika pembudidaya tidak menggunakan bantuan penyaringan atau filter, maka diharuskan untuk mengganti air kolam dengan air yang bersih minimal sekali dalam dua minggu agar tetap terjaga kebersihannya.
7. Pakan Ikan Koi
Pakan ikan koi juga harus diperhatikan jika menginginkan hasil ikan koi yang berkualitas tinggi. Pemilihan pakan yang bagus juga dapat membantu menjaga kesehatan koi dan membuat warna kulit ikan koi semakin terang dan tampak indah.
Pakan koi sendiri bisa dibedakan menjadi dua, yakni pakan alami dan pakan buatan. Untuk membantu pertumbuhan koi, dapat diberi makan wheat germ yang mengandung protein mencapai 32 %. Sangat bagus untuk mempercepat pertumbuhan ikan koi.
Sedangkan pakan yang digunakan untuk membantu membuat warna ikan menjadi lebih terang adalah pakan yang mengandung karoten. Zat karoten tersebut dapat ditemui pada kepiting, salmon, udang-udangan, kutu air, jentik nyamuk, cacing darah, wortel, alga atau ganggang spirullina, sawi, kubis, semangka, sampai dengan cabai hijau.
Semoga Artikel Ini Bermanfaat,Selamat Mencoba Semoga Sukses...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar